Kamis, 19 Januari 2012

Paragraf

I.             BATASAN
Paragraf adalah bagian karangan (tulisan) yang berupa kumpulan kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.

II.          CIRI UMUM
Terdiri atas satu kalimat utama, kesatuan pikiran, adanya kohesi dan koherensi, pengembangan.
Ø  Kohesi adalah: hubungan formal antar kalimat
Penanda kohesif tersurat (pengulangan kata atau frasekunci, penggunaan kata transisi, penggunaan kata ganti).
Ø  Koherensi adalah: hubungan makna antar kalimat
Penanda koherensi tersirat (lagu kalimat, situasi pembicaraan, lingkungan topik pengetahuan bersama dsb).

III.       JENIS PARAGRAF
1.      Paragraf deduktif (pemberian janji/ promise pattern): pokok pikiran terletak diawal paragraf
Contoh :
Menteri lebih lanjut mengemukakan perbedaan mahasiswa pada zaman dahulu dan zaman sekarang. Pada zaman dahulu, kehidupan mahasiswa dikekang oleh penjajah. Pada masa sekarang, mereka dapat merasakan udara kebebasan dan dapat hidup dalam iklim pembangunan. Selain itu, syarat-syarat untuk mengembangkan diri mereka pada masa sekarang ini cukup terbuka, hanya bergantung pada kegiatan mereka masing-masing.
2.      Paragraf induktif (suspense paragraph)
Contoh :
Kebudayaan suatu bangsa dapat dikembangkan dan dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang melalui bahasa. Semua yang berada di sekitar manusia, misalnya : peristiwa-peristiwa, hasil karya manusia, dan sebagainya dapat diungkapkan kembali dengan bahasa juga. Semua orang menyadari bahwa semua kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Memang bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting, efektif dan efisien.

IV.       PENGEMBANGAN PARAGRAF
1.      Pengembangan dengan analisis penalaran
a.       Pengurutan gagasan yang logis
Contoh :
Kepada para mahasiswa yang belum pernah berjuang dalam desakan arus mudik lebaran, saya sampaikan cara terbaik untuk dapat meninggalkan kampus menjelang hari raya. Membonceng truk kurang dibenarkan di samping juga berbahaya (tidak cukup terpercaya), lebih-lebih untuk wanita. Kapal terbang memang cepat, tetapi bandaranya jauh dari kampus. Lebih dari itu belum tentu bisa langsung menuju kota tujuan di samping bisa jadi harga tiket tidak terjangkau. Transportasi yang terpercaya adalah kereta api, tetapi transportasi ini sering terlambat hingga berjam-jam. Pulang dengan mencarter mobil, tampaknya lebih baik daripada naik kereta api terutama jika ada teman yang satu tujuan. Namun, harga carter mobil dapat berlipat tiga hingga empat kali harga pada hari biasa. Transportasi yang paling terpercaya bagi mahasiswa adalah bus. Biasanya dua minggu sebelum dan sesudah lebaran semua bus cadangan dioperasikan. Di samping itu, harga tiket bus lebih murah. Kecepatannya pun tidak diragukan. Lebih baik lagi jika mendapatkan bus cepat atau bus patas. Kedua bus ini tidak berhenti di kota-kota kecil (Tibbets, 1991:227 dengan modifikasi).
b.      Penghubung sebab-akibat
Contoh :
Keluarga Berencana berusaha menjamin kebahagiaan hidup berkeluarga. Ibu tidak harus selalu merana karena setiap tahun melahirkan. Bapak tidak pula terlalu pusing untuk memikirkan usaha untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Anak pun tidak terlantar hidupnya (Ardiana, 1993).
c.       Pemrosesan
Contoh :
Novel ”pop” diciptakan berdasarkan prinsip-prinsip objektivitas terhadap pembaca massal. Penulis berusaha mencari kecenderungan terbesar dari selera pembaca. Bahkan, penulis berusaha menciptakan dan mempengaruhi selera pembaca itu dari tema, gaya dan latarnya. Penekanan yang paling penting dalam novel pop adalah pada plot ceritanya yang memikat dan memuka. Plot ini berusaha menenggelamkan kesadaran individu pembaca dan menyeretnya kedalam konflik yang diciptakan. (Ahmadi 1990:88 dengan modifikasi).
d.      Pendefinisian
Contoh :
Apa dan siapakah pahlawan itu? Pahlawan adalah orang yang berpahala. Mereka berbuat baik, melaksanakan kewajiban dengan baik. Pahlawan tidak menuntut balas jasa, tidak ingin dihargai, tidak minta pengakuan dariorang lain.Mereka berbuat atas dasar idealisme, cita-cita luhur, berjuang untuk kepentingan umum, membela nusa, bangsa, dan negara. Pahlawan sejati adalah pahlawan yang tidak menonjol-nonjolkan diri, tidak ingin disanjung. Pahlawan itu berjuang dengan ikhlas, rela berkorban, dan tanpa pamrih ( Ardiana, 1993).

2.      Pengembangan dengan ilustrasi
a.       Pencontohan
Contoh :
Kata-kata seperti : saya, badan, pasar, meja, kursi, dan sebagainya merupakan kata serapan yang sudah mewarga. Berbeda halnya dengan kata-kata seperti : akhlak, insaf, disertasi, proklamasi, sukses, proses, adaptor, dan sebagainya merupakan kata-kata serapan yang masih terasa keasingannya. Memang kata serapan dari bahasa daerah dan bahasa asing ada yang telah lama diserap, tetapi ada pula yang masih baru. Baik yang telah lama maupun yang masih baru, ada yang benar-benar telah menjadi warga bahasa Indonesia (Ardiana, 1993 dngan modifikasi).
b.      Pembandingan dan penentangan, ada 3 :
1). Blok
2). Persamaan-perbedaan
3). Bagian per bagian
Metode
Teknik Pembandingan
Blok
1.   Pengantar pokok bahasan
2.   Membahas A (transisi)
3.   Membahas B
4.   Simpulan
Persamaan-perbedaan
1.   Pengantar pkok bahasan
2.   Membahas persamaan A dan B (tansisi)
3.   Membahas perbedaan A dan B
4.   Simpulan
Bagian per bagian
1.   Pengantar pokok bahasan
2.   Membahas butir 1 dari A dan B
3.   Membahas butir 2 dari A dan B
4.   Simpulan
Contoh :
Bagaimana rasanya menjadi gadis yang diasuh oleh dua orang bujangan? Ketika berumur sepuluh tahun, ibu saya meninggal. Dengan terpaksa saya diasuh oleh kedua paman saya: Paman Arthur dan Alan. Usia keduanya sudah hampir berkepala empat. Dahulu Arthur pernh menikah, tetapi istrinya kabur. Alan belum menikah: kata orang dia amat bencu pada wanita. Sebagai dua orang yang bersaudara, mereka memiliki persamaan dan perbedaan kepribadaian, terutama tampak dalam caranya memperlakukan saya. Begitu mereka tahu bahwa saya bekerja sambilan di bioskop lokal, keduanya melarangnya. Keduanya berpendapat bahwa tempat wanita adalah di rumah. Alan langsung memaksa saya berhenti, sedangkan Arthur bersikap lebih lunak dengan mendatangi manajer bioskop dan menngertaknya karena mempekerjakan wanita di bawah umur. Dalam menyangkut diri pribadi saya, mereka amat berseberangan. Alan sangat protektif terhadap saya menyangkut teman pria dan kencan. Sebaliknya, Arthur mendorong saya agar berpacaran, sebab dia ingin saya tidak kehilangan masa muda saya. Alan tidak suka minuim tetapi Arthur seorang alkoholik. Dia tidak hanya minum, tetapi dia juga suka melihat orang minum. Dialah yang pertama kali mengajariku minum. Bagi Alan setiap tetes yang memabukkan adalah syetan. Dia sangat membenci kebiasaan Arthur, tetapi dia tidak pernah berhasil menyerang Arthur yang gampang memikatnya itu. Demikianlah kedua paman saya itu: meski mereka banyak perbedaan, kedua paman saya itu amat memperhatikan saya. Ketika saya lulus SMA tahun lalu, keduanya datang ke pesta wisuda naik pick up. Alan memakai setelan jas terbaiknya, satu-satunya yang dimiliki dan sudah tertinggal zamansejak dua puluh tahun lalu. Arthur berdandan seperti raja dan dia harus dipapah keluar ruang wisuda karena terlalu mabuk. Benar-benar keluarga yang aneh, namun hanya mereka yang kumiliki dan dalam banyak hal hanya mereka yang kuperlukan.

3.      Pengisahan
Contoh :
Pada tahun 1977 ia lulus ujian negara MTs. Satu setengah tahun berikutnya ia lulus ujian negara PGA 4 tahun yang hampir saja tidak diikutinya karena merasa sudah cukup dengan ijazah MTs. Padahal, dengan ijazah PGA 4 tahun itu ia dapat melanjutkan ke PGAN Kudus langsung kelas 2 pada tahun 1979 dan lulus tahun 1981. ia baru saja benar-benar berminat melanjutkan studi ketika hampir tamat PGAN Kudus dan pada tahun 1981 memang diterima di jenjang D3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia IKIP Surabaya. Pada tahun berikutnya, ia dan teman-temannya secara klasikal ditransfer ke jenjang S1 samapi lulus pada tahun 1985. (Asrori, 1998 dengan modifikasi).

4.      Pemerian (Penggambaran)
Contoh :
Sejurus saya tertegun. Saya yakin tadi selesai membaca lampu kamar telah saya matikan. Tetapi, mengapa kini mendadak benderang? Heran, bilik dalam pun tiba-tiba berubah menjadi seperti ruang pertemuan. Belasan meja berlapis formika putih diatur membentuk huruf U yang kaku. Meja siapakah ini? Siapa pula orang-orangyang ada di sekelilingku? Andai ini suatu sidang, mengapa semua terdiam?ini sangat aneh. (Marahimin, 1994:56).

V.     MENULIS PARAGRAF DENGAN SUKSES
1.      Ingatlah selalu kalimat topik
2.      Tulislah dengan to the point
3.      Hindarai paragraf yang tak lengkap dan melompt-lompat
4.      Hindari pernyataan yang tak relevan

kalimat efektif

Ciri-ciri Kalimat Efektif
1.   Kekompakan dan kesatuan :     - Struktur baik
                                                            - Kesatuan gagasan
      Contoh :
Menteri hukum dan perundang-undangan sedang menertibkan suatu produk hukum masa lalu dengan segera.

2.      Kehematan
Meliputi kehematan dalam pemakaian kata, frase, atau unsur kalimat lainnya yang tidak diperlukan.
Unsur-unsur kalimat yang bisa dihemat ini meliputi :
  1. Pengulangan bagian-bagian kalimat
Contoh : Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah dia tahu ada lowongan pekerjaan dimuat di koran harian.
Demi kehematan, kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi :
Pencari kerja itu segera membuat surat lamaran setelah tahu ada lowongan pekerjaan dimuat di koran harian.
  1. Pemakaian hiponimi
Contoh : Gadis itu sedang menanam bunga mawar di halaman.
Kalimat di atas akan lebih efektif apabila kata bunga dihilangkan, karena kata mawar sudah mengandung makna ”kelompok bunga”
c.       Pemadatan kelompok kata menjadi kata.
Contoh : Letjen Prabowo akan memberikan penjelasan kasus kerusuhan 12 dan 13 Mei.
Demi kehematan, kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi :
Letjen Prabowo akan menjelaskan kasus kerusuhan 12 dan 13 Mei.

3.      Kevariasian
Merupakan upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk menghasilkan daya informasi yang lebih baik dan tidak membosankan.
Kevariasian bentuk-bentuk kalimat ini dapat berupa upaya menjaga keseimbangan antara lain:
  1. Kalimat panjang dan kalimat pendek
  2. Kalimat aktif dan kalimat pasif
  3. Kalimat sederhana dan kalimat kompleks
  4. Kalimat langsung dan tak langsung
  5. Kalimat berita, tanya dan perintah
  6. Serta dalam mengawali kalimat

4.      Kesejajaran
Apabila suatu gagasan kita tempatkan dalam struktur kata benda, maka kata-kata atau kelompok kata yang lain yang menduduki fungsi yang sama harus ditempatkan ke dalam kata benda dengan bentuk ini. Begitu juga sebaliknya.
Kesejajaran bentuk dapat membantu memberi kejelasan unsur-unsur gramatikal sehingga akan membantu pembaca dalam memahami isi kalimat secara keseluruhan.
Contoh : Setelah diproduksi dan dipak, barang itu tinggal dipasarkan ke daerah-daerah.

5.      Penekanan
a.      Posisi dalam kalimat
Contoh : - Peristiwa itu terjadi kemarin
               - Kemarin peristiwa itu terjadi.
b.      Urutan yang logis
-    Kronologis
-    Sesuai dengan proses
-    Klimaks
c.       Pemakaian repetisi
Contoh :
Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemeritah dengan swasta, keseimbangan domestik dengan luar negeri, dan keseimbangan perbankan dengan lembaga keuangan nonbank.

Pelatihan
Tentukan penyebab ketidakefektifan kalimat-kalimat berikut, kemudian ubahlah agar menjadi kalimat-kalimat efektif !
1.      Akibat konflik Teluk, harga B.B.M. dikhawatirkan akan naik.
2.      Mereka datang ke tempat itu dengan naik bis.
3.      Rumah ini sudah lama di jual, tetapi masih belum laku.
4.      Siapa yang dapat merobah nasib seseorang, kecuali usahanya sendiri.
5.      Pemboman yang dilancarkan pasukan itu telah mengurangi kepercayaan dunia kepadanya.
6.      Dalam bab ini dibaginya menjadi empat bagian masing-masing diuraikan secara rinci.
7.      Masalah itu tidak ingin dibicarakan di forum penting ini.
8.      Bagi yang belum mengembalikan buku perpustakaan harap segera dikembalikan secepatnya.
9.      Ia akan menghadiri acara ulang tahun anak saya yang kelima.
10.  Pak Guru menunjukkan buku sejarah baru yang harus kita ketahui.
11.  Pagi tadi telah menghadap kepada Bapak Kepala Kantor se- orang laki-laki setengah baya.
12.  Tidak bosan-bosannya kelompok itu membahas tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan hemat energi.
13.  Masalah ini tidak ingin dibicarakan di forum penting ini.
14.  Kalau sudah selesai belajar, bunuhlah lampunya agar tidak boros.
15.  Kami akan melihat teman kami yang sedang dirawat di rumah sakit.